Selasa, 20 Oktober 2015

Komix? Menyehatkan atau membunuh??

Hai-haii semuanya :D tenang-tenang, kali ini admin nggak bakalan nge-post tentang tugas, hehe.. Kali ini gwe post tentang 1 hal yang lagi nge-trend sekarang, bisa tebak nggak?? wkwkwk, ini tentang obat batuk KOMIX.


Siapa yang nggak tau obat yang satu ini? Udah terkenal bangat sekarang karena rumornya (mungkin bukan udah rumor lagi yaa..) yang mengatakan bahwa jika mengkonsumsi obat ini dengan dosis tinggi bisa membuat kita "fly"!! Hmmm... nih obat buat nyembuhin ato bikin tambah sakit sih?? Bingung nih admin, hehe..

nah, untuk membahas tentang berita yang satu ini lebih dalam lagi, simak nih artikel (yang telah admin gabung dan kombinasikan) dibawah ini :D

BPOM menarik obat yang mengandung dekstometorfan tunggal, termasuk pada obat batuk hingga akhir Juni 2014. Dekstometorfan pada obat batuk digunakan untuk mempengaruhi susunan syaraf dalam meringankan batuk yang tidak berdahak.

Dari daftar yang dikeluarkan oleh BPOM, banyak terdapat obat sediaan tunggal yang ditarik dengan nama dekstometorfan, tetapi banyak juga yang diketahui masyarakat sebagai obat batuk umum, ternyata mengandung dekstometorfan tunggal. Diantaranya adalah obat batuk Vicks Formula 44 DT, Komix DT, Bisolvon antitusif, Metadex, Siladex, dst. 



Alasan BPOM menarik obat-obat tersebut karena beberapa tahun ini terdapat laporan penyalahgunaan obat dekstometorfan untuk 'fly', karena dalam dosis besar bisa menyebabkan efek euforia, halusinasi penglihatan dan pendengaran. Kemudian terjadi efek lain berupa kelelahan, bicara kacau, hipertensi, mata melotot.

Yang mengerikan, BPOM menyebutkan bahwa penyalahgunaan obat ini pada anak-anak dan remaja cukup memprihatinkan. Anak-anak? Remaja? Terjadi bertahun-tahun? Mengapa baru sekarang ditarik? Padahal Badan Narkotika (BNN) sudah menyebutkan sejak 3 tahun lalu, penyalahgunaan oleh remaja dan mahasiwa mencapai 9,7%.

Apalagi pada tahun 2008 sebenarnya WHO (World Health Organization) sudah menyatakan bahwa obat ini sebagai obat tidak aman dan mengkhawatirkan. Ok deh, pada akhirnya BPOM pun menarik obat ini. Tetapi mengapa diberi waktu hingga akhir Juni 2014 kepada publik? Bukankah ini malah memicu para pengguna dan pemakai obat ini dengan tujuan 'fly' untuk membeli sebanyak-banyaknya sebelumnya benar-benar ditarik?



Pasar obat bebas (OTC atau over the counter, bisa dibeli bebas tanpa resep dokter) memang tumbuh cukup tinggi di Indonesia, yaitu 8,6% atau senilai Rp 6,3 Trilyun. Dan obat yang paling banyak dikonsumsi adalah vitamin (56%), kemudian disusul obat batuk, sebesar 22% atau senilai Rp 1,4 Trilyun. Dan kontribusi pembelian obat batuk bebas ini kebanyakan adalah kelas bawah sebesar 43% dan kelas menengah sebesar 30%.

Ini berarti, batuk merupakan penyakit yang umum diderita oleh masyarakat. Maklum, polusi asap kenderaan maupun asap rokok demikian pekat di negara ini. Kurang minum, kurang makan buah, atau makan yang terlalu berminyak juga suka memicu batuk.

Padahal, kalau menurut dokter sepuh, dokter keluarga ponakan saya (tadinya dokter keluarga bapaknya), batuk biasa sebenarnya tidak perlu diobati. Cukup bangun pagi, keluar rumah menghirup udara segar sambil olahraga. Kemudian berjemur di mentari pagi, maka badan akan segar dan sehat. Makanya para ponakan saya tidak ada yang minum obat batuk. Nanti juga sembuh sendiri. Tentu saja ini bukan batuk TBC, kalau ini mah pengobatannya malah bukan dengan obat bebas, tetapi terapi khusus ke dokter.



Yang penting, kritislah sebelum membeli obat bebas yang penuh dengan bahan kimia. Baca komposisinya. Yang ditarik oleh BPOM adalah sediaan tunggal, tetapi ternyata yang campurannya tidak ditarik. Padahal banyak obat batuk yang salah satu bahan campurannya juga dekstometorfan ini. Sayangi ginjal, hati jika terlalu dibebani dengan obat kimia terlalu sering.


wah wahhh.. bahaya sekali nihh.. mulai sekarang, kita harus lebih berhati" lagi nih dalam hal emilih obat.. Hati-hati ya semuanya, jangan sampai terjadi hal kek gini lagii -_-

Tidak ada komentar:

Posting Komentar